Minggu, 25 September 2011

Tawa dalam Duka

Terhenyak membaca tulisannya
Panik karna tulisannya menggambarkan duka teramat dalam..
Seperti luka yang lama ditumpuk dan menggunung
Seperti luapan tangis yang lama tak ditumpahkan
Ia menangis sepanjang jalan
Suaraku tercekat tak dapat berkata-kata
Hanya dapat menenangkannya dengan mengusap punggungnya
Luapkanlah ucapku lirih..
Hingga tiba di tempat nyaman ia menangis tersedu-sedu
Menggenggam erat handuk kecilnya dan terus menangis
Sambil ku tepuk-tepuk punggungnya memulai pembicaraan
Apa yang terjadi sebenarnya,kenapa kamu menangis?
Setengah panik menerka-nerka pikirannya
Menerka-nerka apa yang terjadi padanya
Cepat-cepat ku menepis semua pikiran buruk itu
Dia mulai angkat suara,
suara parau bercampur sedu tangisnya..
Perasaanku galau tie,ucapnya tersedu-sedu..
Rasanya hanya ingin menangis,berbagi dengan teman..ingin berteriak tapi malu..
Setengah bergurau ku menjawab, maukah kita pergi berteriak di kebun binatang?
Dia hanya tersedu sambil tertawa.. Akankah kita menjadi saingan monyet disana..
Hatiku lega mendengar tawanya,meski masih menangis,setidaknya ia tertawa..
Luapkanlah.. Tumpahkan tangismu sekarang.. Jangan ditahan..
Ia meneruskan tangisnya..
Aku hanya menemani dan mengoceh tentang hal-hal menggelikan yang pernah kita lewati..
Sesekali ia tertawa, entah karna ceritaku atau karna muka ku seperti badut..
Tak apa, yang penting ia terhibur..
Ia berkata padaku, ketika hatiku galau hanya D yang dapat menghiburku,
aku mengakui perkataanya D adalah sosok lelaki yang lucu, tidak hanya perkataanya..
raut muka,tingkah laku, tutur kata, semuanya unik..
tidak berlebihan jika ada yang bilang kalau D diam pun semua orang akan tertawa..
tapi yang membuatku heran kenapa ia memanggilku? apa tingkahku sekonyol itu?
oh,Tidak..kuharap itu bukan jawabannya..
Ia masih tersedu namun sambil tertawa...
Lucu rasanya mendengar orang menangis dan tertawa bersamaan,tapi begitulah adanya..
Hampir satu jam lamanya aku duduk menghiburnya..
Ku ajak ia menikmati segelas coklat hangat untuk meredam emosinya..
Namun ia menolak,aku tak suka coklat ucapnya..
Sedikit terlintas sesuatu dibenakku, bukankah ia yang pernah menghabiskan blok coklat dikamarku?
Ia tertawa lepas membaca pikiranku..
Akhirnya,tangisnya mereda..
Diusapnya sisa-sisa air di pelupuk matanya..
Terimakasih..aku sudah lebih baik,ucapnya..
Alhamdulillah ucapku..
Istirahatlah,esok masih panjang..
Semoga perasaan hatinya membaik saat ini..
Maaf,aku hanya dapat menghiburmu... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar